Senin, 07 September 2015

Tata cara mengucapkan salam di telpon

Ini urutan tata cara mandi yang disimpilkan dari dua hadits riwayat Aisyah dan Maimunah: 1. Menuangkan air dan Mencuci kedua tangan 2. Mengambil air dengan tangan kanan untuk mencuci kemaluan dengan tangan kiri. Kita juga bisa gunakan gayung untuk kegiatan ini. 3. Menggosokkan tangan kiri ke tanah. Tujuannya adalah untuk membersihkan kotoran kemaluan yang menempel di tangan. Ini bisa kita ganti dengan sabun. 4. Berkumur dan menghirup air ke dalam hidung, kemudian dilanjutkan dengan berwudhu, namun tidak sampai mencuci kaki. Karena bagian ini diakhirkan. 5. ketika mulai membasahi rambut, sela-selai pangkal rambut dan basahi dengan air. Sampai seluruh kepala dan rambut basah. 6. Siram kepala 3 kali, dilanjutkan dengan menyiram seluruh anggota badan. 7. Mengguyur air ke seluruh badan dengan mendahulukan yang kanan. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika bersisir, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268) Jangan lupa untuk digosok, terutama di bagian badan yang tersembunyi. Pastikan semua badan Anda basah. 8. berpindah tempat, dan cuci kedua kaki. Jangan lupa, sela-selai jari kaki, sampai Anda yakin seluruh kaki Anda basah.
Ini urutan tata cara mandi yang disimpilkan dari dua hadits riwayat Aisyah dan Maimunah: 1. Menuangkan air dan Mencuci kedua tangan 2. Mengambil air dengan tangan kanan untuk mencuci kemaluan dengan tangan kiri. Kita juga bisa gunakan gayung untuk kegiatan ini. 3. Menggosokkan tangan kiri ke tanah. Tujuannya adalah untuk membersihkan kotoran kemaluan yang menempel di tangan. Ini bisa kita ganti dengan sabun. 4. Berkumur dan menghirup air ke dalam hidung, kemudian dilanjutkan dengan berwudhu, namun tidak sampai mencuci kaki. Karena bagian ini diakhirkan. 5. ketika mulai membasahi rambut, sela-selai pangkal rambut dan basahi dengan air. Sampai seluruh kepala dan rambut basah. 6. Siram kepala 3 kali, dilanjutkan dengan menyiram seluruh anggota badan. 7. Mengguyur air ke seluruh badan dengan mendahulukan yang kanan. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika bersisir, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268) Jangan lupa untuk digosok, terutama di bagian badan yang tersembunyi. Pastikan semua badan Anda basah. 8. berpindah tempat, dan cuci kedua kaki. Jangan lupa, sela-selai jari kaki, sampai Anda yakin seluruh kaki Anda basah. Allahu a’lam

Tata cara urutan mandi besar

Ini urutan tata cara mandi yang disimpilkan dari dua hadits riwayat Aisyah dan Maimunah: 1. Menuangkan air dan Mencuci kedua tangan 2. Mengambil air dengan tangan kanan untuk mencuci kemaluan dengan tangan kiri. Kita juga bisa gunakan gayung untuk kegiatan ini. 3. Menggosokkan tangan kiri ke tanah. Tujuannya adalah untuk membersihkan kotoran kemaluan yang menempel di tangan. Ini bisa kita ganti dengan sabun. 4. Berkumur dan menghirup air ke dalam hidung, kemudian dilanjutkan dengan berwudhu, namun tidak sampai mencuci kaki. Karena bagian ini diakhirkan. 5. ketika mulai membasahi rambut, sela-selai pangkal rambut dan basahi dengan air. Sampai seluruh kepala dan rambut basah. 6. Siram kepala 3 kali, dilanjutkan dengan menyiram seluruh anggota badan. 7. Mengguyur air ke seluruh badan dengan mendahulukan yang kanan. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika bersisir, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268) Jangan lupa untuk digosok, terutama di bagian badan yang tersembunyi. Pastikan semua badan Anda basah. 8. berpindah tempat, dan cuci kedua kaki. Jangan lupa, sela-selai jari kaki, sampai Anda yakin seluruh kaki Anda basah.
Ini urutan tata cara mandi yang disimpilkan dari dua hadits riwayat Aisyah dan Maimunah: 1. Menuangkan air dan Mencuci kedua tangan 2. Mengambil air dengan tangan kanan untuk mencuci kemaluan dengan tangan kiri. Kita juga bisa gunakan gayung untuk kegiatan ini. 3. Menggosokkan tangan kiri ke tanah. Tujuannya adalah untuk membersihkan kotoran kemaluan yang menempel di tangan. Ini bisa kita ganti dengan sabun. 4. Berkumur dan menghirup air ke dalam hidung, kemudian dilanjutkan dengan berwudhu, namun tidak sampai mencuci kaki. Karena bagian ini diakhirkan. 5. ketika mulai membasahi rambut, sela-selai pangkal rambut dan basahi dengan air. Sampai seluruh kepala dan rambut basah. 6. Siram kepala 3 kali, dilanjutkan dengan menyiram seluruh anggota badan. 7. Mengguyur air ke seluruh badan dengan mendahulukan yang kanan. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika bersisir, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268) Jangan lupa untuk digosok, terutama di bagian badan yang tersembunyi. Pastikan semua badan Anda basah. 8. berpindah tempat, dan cuci kedua kaki. Jangan lupa, sela-selai jari kaki, sampai Anda yakin seluruh kaki Anda basah. Allahu a’lam

tanya-jawab soal makanan

tanya :
misal kita dtg ke suatu tempat yg kita baru sekali itu mengunjungi (mis : deso "similikiti harom kabeh". Trus ning kono menurut kita angil nggolek makanan sing kita yakini halal krn okeh sing dodol pakanan mengandung haram. Sementara kan menurut njenengan wingi kae islam dasare 'yakin'. Njuk kudu kepiye sing dilakoni?
Jawab :
Kan ya iso mangan ning warung sing kira2 gak ono makanan harame, trus milih sing kira2 slamet, koyo endog, umbi2an, ojo milih sing aneh2. Iku carane k
kalau di china utk daerah2x tertentu mmng agak susah makanan halal, solusinya sebelum brkt bawa bekel kue yg tahan lama trus disana tambahi makan buah.

tanya -jawab soal Hijab

tanya :

Ust...tp menurutku fenomena hijabers yg modist ( mungkin hanya di Indonesia aja yg ada)...itu jangan ditanggapi sinis meskipun blm bener2 syar'i....krn dg adanya hijabers yg msh modist...membuat para wanita yg seblmnya pake tang top..pd beralih pake hijab.. jadi lebih baik bukan...??? Gmn ust??

Jawab :
Tidak, dengan adanya jilbab modies, atau jilbab sebagai perhiasan menyebabkan muslimah tidak mau memakai jilbab syar'i. Padahal jilbab itu untuk menyembunyikan perhiasan, jadi tidak boleh jilbab itu malah menjadi perhiasan... apa gunanya?...
Diluar rumah gak boleh cantik... didalam rumah baru boleh cantik.... dan harus cantik...
Utk mslh aurat, sering kita menggampangkan dg alasan msh kecil atau blm baligh pdhl itu statement syetan utk melemahkan manusia. Ibarat ranting mumpung msh muda gampang utk dibentuk, tp kalau sdh tua akan patah kalau dibentuk. Intinya ajari anak tutup aurat dari sedini mungkin.

Keutamaan memelihara anak perempuan

  • Ini keutamaan memelihara anak perempuan, walaupun sangat berat resikonya:
    Pertama. Hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
    جَاءَتْنِى امْرَأَةٌ وَمَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا فَسَأَلَتْنِى فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِى شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحِدَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَأَخَذَتْهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا شَيْئًا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ وَابْنَتَاهَا فَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَحَدَّثْتُهُ حَدِيثَهَا فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « مَنِ ابْتُلِىَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَىْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ »
    “Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak mempunyai apapun kecuali satu buah kurma. Lalu akau berikan sebuah kurma tersebut untuknya. Wanita itu menerima kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya. Kemudian wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan aku ceritakan peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi shallallhu ‘alaii wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka” (H.R Muslim 2629)


    Kedua. Diriwayatkan juga dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
    جَاءَتْنِى مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا فَأَطْعَمْتُهَا ثَلاَثَ تَمَرَاتٍ فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ الَّتِى كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا فَأَعْجَبَنِى شَأْنُهَا فَذَكَرْتُ الَّذِى صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ »
    “Seorang wanita miskin datang kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, lalu aku memberinya tiga buah kurma. Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya. Peristiwa itu membuatku takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka” (H.R Muslim 2630).
     


  • Ketiga. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
    “Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)

Tanda-tanda kecilhari Qiamat

Tanda-tanda kecil hari kiamat : MEMERANGI BANGSA TURK Tentang asal-usul bangsa Turk ada beberapa pendapat para ulama, di antaranya: a.Mereka adalah keturunan dari Yafits bin Nuh, dari keturunan inilah Ya'juz dan Ma'juz berasal, mereka adalah anak-anak paman mereka. b.Mereka berasal dari anak-anak Qanthura’, nama seorang budak wanita milik Ibrahim al-Khalil Shalawaatullaah wa Salaamuhu ‘alaihi, dan darinya lahir anak-anak yang merupakan nenek moyang bagi bangsa Cina dan Turk. c.Ada juga yang berpendapat bahwa mereka dari keturunan Tubba’. d.Dan ada yang mengatakan mereka berasal dari keturunan Afridun bin Sam bin Nuh. Dikatakan negeri mereka adalah Turkistan, yaitu daerah antara Khurasan sampai ke Cina bagian barat dan dari bagian utara India sampai ujung al-Ma’mur. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ التُّرْكَ، قَوْمًا وُجُوهُهُمْ كَالْمِجَانِّ الْمُطْرَقَةِ، يَلْبَسُونَ الشَّعَرَ وَيَمْشُونَ فِي الشَّعَرِ “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga kaum muslimin memerangi bangsa Turk, yaitu kaum di mana wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit, mereka memakai (pakaian) yang terbuat dari bulu dan berjalan (dengan sandal) yang terbuat dari bulu.” [HR Muslim] Dalam riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga kalian memerangi satu kaum yang sandal-sandal mereka terbuat dari bulu, dan kalian memerangi bangsa Turk yang bermata sipit, wajahnya merah, hidungnya pesek, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.” [HR Bukhari] Diriwayatkan dari ‘Amr bin Taghlib, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ‘Di antara tanda-tanda Kiamat adalah kalian memerangi suatu kaum yang berwajah lebar, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.’” [HR Ahmad, Bukhari] Kaum muslimin telah memerangi orang-orang Turk pada masa Sahabat Radhiyallahu anhum. Hal itu terjadi di awal masa khilafah Bani Umayyah, pada zaman Mu-’awiyah Radhiyallahu anhu. Abu Ya’la meriwayatkan dari Mu’awiyah bin Khudaij, dia berkata, “Saat itu aku bersama Mu’awiyah bin Abi Sufyan ketika datang kepadanya surat dari petugasnya di suatu daerah, dia mengabarkan bahwa telah terjadi peperangan dengan bangsa Turk dan kaum muslimin telah mengalahkannya. Banyak korban dari mereka, demikian pula banyak harta rampasan perang yang didapatkan dari mereka. Lalu Mu’awiyah marah karena hal itu, kemudian memerintahkan untuk menulis surat (yang isinya), “Aku telah memahami apa yang engkau katakan, korban yang telah engkau bunuh dan harta rampasan perang yang engkau dapatkan, maka aku tidak akan pernah ingin tahu terhadap apa yang engkau telah persiapkan, dan jangan engkau perangi mereka sampai datang perintahku kepadamu.” Aku (Mu’awiyah bin Khudaij) bertanya, “Kenapa wahai Amirul Mukminin?” Beliau menjawab, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ‘Sungguh bangsa Turk akan mengalahkan orang Arab hingga mengejarnya di asy-Syiih dan al-Qaishuum, dan aku tidak suka untuk memerangi mereka karena hal itu.” [Fat-hul Baari VI/609] Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Buraidah dari bapaknya Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku pernah duduk bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian kami mendengar beliau bersabda: ‘Sesungguhnya umatku akan digiring oleh satu kaum yang berwajah lebar, bermata sipit, wajah-wajah mereka seperti tameng (hal itu terjadi tiga kali), hingga mereka dapat mengejarnya di Jazirah Arab. Adapun pada kali yang pertama, selamatlah orang yang lari darinya. Pada kali kedua, sebagiannya binasa dan sebagian lainnya selamat, sementara pada kali yang ketiga, mereka semua membunuh yang tersisa.’ Para Sahabat bertanya, ‘Wahai Nabiyullah! Siapakah mereka?’ Beliau menjawab, ‘Mereka adalah bangsa Turk.’ Beliau berkata, ‘Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, niscaya kuda-kuda mereka akan ditambatkan di tiang-tiang masjid kaum muslimin.’” Dia (‘Abdullah) berkata, “Setelah itu Buraidah tidak pernah berpisah dengan dua atau tiga unta, bekal perjalanan, dan air minum untuk kabur sewaktu-waktu, karena beliau mendengar sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang musibah yang ditimpakan oleh para pemimpin Turk.” [HR Ahmad] Telah masyhur pada zaman Sahabat Radhiyallahu anhum sebuah hadits yang berbunyi: “Biarkanlah bangsa Turk selama mereka membiarkan kalian.” [HR Abu Dawud] Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Sebelumnya ada penghalang antara mereka dengan kaum muslimin hingga penghalang tersebut terbuka sedikit demi sedikit. Tawanan dari kalangan mereka sangat banyak sehingga para penguasa saling berlomba mendapatkannya karena mereka memiliki sifat kuat dan pemberani sehingga sebagian besar tentara al-Mu’tashim adalah dari kalangan mereka. Lalu bangsa Turk menguasai raja al-Mu’tashim dan mereka membunuh puteranya, al-Mutawakkil, kemudian anak-anaknya yang lain satu persatu, sehingga kerajaan Islam bercambur baur dengan kerajaan ad-Dailam. Para penguasa as-Samaniyyah pun dari bangsa Turk, hingga mereka dapat menguasai negeri-negeri selain Arab. Kemudian kerajaan-kerajaan tersebut dikuasai oleh Dinasti Sabaktikin, lalu oleh Dinasti Saljuk, dan kekuasaan meluas mereka sampai Irak, Syam, dan Romawi. Selanjutnya dikuasai oleh sisa-sisa pengikut mereka di Syam -yaitu Dinasti Zanki- dan pengikut mereka -yaitu Baitu Ayyub-, mereka pun banyak dari bangsa Turk, mereka bisa mengalahkan kerajaan di Mesir, Syam dan Hijaz.” Selanjutnya al-Ghazz memberontak kepada dinasti Saljuk pada abad ke-5 H. Mereka menghancurkan berbagai negeri dan banyak membunuh manusia. Kemudian tibalah bencana besar dengan kedatangan bangsa Tatar. Keluarnya Jengis Khan terjadi setelah abad ke-6. Dunia dibumihanguskan olehnya, terutama daerah timur dan sekitarnya sehingga tidak tersisa satu negeri pun kecuali mendapatkan bagian kejelekan dari mereka. Dan konon hancurnya Baghdad dan terbunuhnya Khalifah al-Musta’shim, khalifah mereka yang terakhir di tangan-tangan bangsa Tatar pada tahun 650 H. Kemudian, sisa-sisa mereka senantiasa melakukan kerusakan sampai pada akhirnya datang Ling yang maknanya si pincang. Namanya adalah Tamur, datang ke Syam dan hidup di sana. Dia membakar Damaskus sampai ke atap-atapnya, masuk ke Romawi, India dan daerah yang ada di antara keduanya. Umurnya panjang hingga Allah mematikannya, dan berpencaranlah anak-anaknya di berbagai negeri. Tampaknya semua yang kami sebutkan sesuai dengan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Bani Qunthura' adalah yang pertama kali merampas kerajaan umatku.” Seakan-akan maksud dari sabdanya “Umatku” adalah umat secara nasab, bukan umat dakwah, yaitu bangsa Arab. Wallaahu a’lam. Dengan penjelasan di atas, maka sesungguhnya bangsa Tatar yang muncul pada abad ke-7 Hijriyyah adalah bangsa Turk, karena sifat-sifat yang disifatkan untuk bangsa Turk sesuai dengan bangsa Tatar (Mongolia). Kemunculan mereka terjadi pada masa Imam an-Nawawi rahimahullah, beliau berkata tentang mereka, “Peperangan dengan bangsa Turk didapati dengan segala sifat mereka yang diungkapkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : Mata mereka kecil (sipit), muka mereka merah, hidung mereka kecil (pesek), muka mereka seperti tameng yang dilapisi kulit, memakai terompah dari bulu, mereka didapati dengan sifat-sifat tersebut pada masa kami, kaum muslimin telah memerangi mereka beberapa kali dan sekarang pun mereka memeranginya.” Telah banyak bangsa Turk yang masuk Islam, bahkan banyak kebaikan juga manfaat yang mereka berikan untuk Islam dan kaum muslimin. Mereka menjadikan negeri Islam sebagai negeri yang kuat dan dengannya Islam menjadi jaya. Banyak terjadi penaklukan yang sangat besar pada masa mereka, di antaranya penaklukan Konstantinopel, ibu kota Romawi. Hal itu merupakan pijakan awal bagi penaklukan besar di akhir zaman sebelum kemunculan Dajjal, sebagaimana akan dijelaskan nanti, dan masuknya Islam ke Eropa serta berbagai negeri lainnya di timur maupun di barat. Sikap mereka terhadap Islam membenarkan apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu setelah beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan peperangan dengan bangsa Turk, beliau bersabda: “Dan kalian akan mendapati manusia yang paling baik adalah yang (sebelumnya) paling benci terhadap perkara ini (Islam) hingga ia masuk ke dalamnya dan manusia ibarat barang tambang (beragam), orang terbaik dari mereka pada masa Jahiliyyah adalah orang terbaik dari mereka pada masa Islam.” [HR Bukhari]